Bila saya mengerti posisi saya saat ini, mengetahui apa tujuan saya, mengenali apa yang benar-benar saya cari, menyadari apa yang diharapkan oleh lingkungan kepada saya, maka saya memahami apa arti saya bagi mereka dan apa arti mereka bagi saya.
       Setelah itu saya tidak perlu lagi mencarinya di tempat lain, di sini di tengah keluarga, di tempat saya bekerja, di masyarakat dimana saya tinggal, saya menemukan makna hidup saya, bersama orang-orang yang mana untuk mereka saya rela melakukan hal-hal terbaik yang saya bisa. 
(Hatta_Samisinau)
        Bagaimanakah lingkungan merespon Saya ? Inilah pertanyaan reflektif yang harus diperhatikan oleh setiap leader. Apakah orang-orang di sekitar saya benar-benar membutuhkan Saya ?. Setiap orang memiliki potensi sebagai pemimpin, sebagian orang menggunakan dan mengasahnya, dan sebagian yang lain mengabaikannya. Namun faktanya, setiap orang memiliki pilihan yang sama, menjadi orang yang diharapkan, atau sebaliknya.
        Mana yang Anda pilih? Tentu, sedapat mungkin kita menjadi orang yang selalu diharapkan, atau bermanfaat bagi banyak orang. Pemimpin adalah orang-orang yang ‘merancang’ hidupnya dengan sadar dan berusaha terus-menerus untuk menjadi bermanfaat. 
        Mereka menerapkan standar melampaui orang kebanyakan. Tidak cukup sekadar memikirkan ‘bagaimana saya?’ atau ‘bagaimana pekerjaan saya?’. Mereka berusaha mencapai kualitas kehidupan pribadi sekaligus kualitas pekerjaan yang selaras, membawa manfaat bagi sebanyak mungkin orang, tanpa diminta.
           Bagaimana Anda memperlakukan orang lain? Inilah keterampilan penting yang perlu diketahui oleh setiap orang yang ingin meningkatkan potensi kepemimpinannya. Mereka berorientasi pada ‘terjadinya  tindakan dan proses perubahan’. Mereka meyakinkan lingkungannya dengan satu tujuan, perubahan yang manfaatnya jauh lebih luas dibanding dengan apa yang mungkin diperolehnya.
           Dalam keluarga, di lingkungan kerja, di masyarakat atau organisasi, orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan selalu berusaha memperlakukan orang lain sebaik mungkin. Mungkin Anda ketua organisasi, atau orang biasa yang sedang berjuang meningkatkan kualitas hidup. Bagaimanapun juga Anda membutuhkan orang lain. Inilah beberapa cara agar Anda ‘efektif’ dalam melibatkan orang lain dalam mencapai perubahan yang anda harapkan:
  • Mengajak ‘enak’ dan bukan mengajak ‘susah’. Pemimpin menyadari bahwa orang-orang tidak akan tergerak untuk berubah secara sukarela bila mereka merasa ‘terancam’ atau tidak mampu ‘melihat’ manfaat dari sebuah perubahan. Karenanya pemimpin harus bersedia ‘menggambarkan’ manfaat dari sebuah perubahan lebih jelas di depan, dan membantu orang-orang agar mereka mampu ‘merasakannya’ seperti yang mereka bisa pahami, atau mereka definisikan sebagai ‘enak’.
  • Membuat ‘mungkin’ dan bukan sebaliknya membuat ‘tidak mungkin’. Pemimpin menyadari bahwa orang rata-rata memiliki ‘semangat’ yang mudah melemah, dan enggan memikirkan ‘terobosan’ karena mereka merasa bahwa untuk mempertahankan keadaan sekarang saja sudah susah, apalagi mencapai yang lebih besar. Karenanya pemimpin harus bersedia untuk membuat perubahan nampak lebih ‘mudah’ untuk dilakukan, dan ‘logis’ menurut cara pandang orang-orang.
  • Memilih ‘Anda senang dahulu’ baru kemudian saya. Pemimpin menyadari bahwa banyak orang enggan berubah karena merasa tidak yakin ‘bakal kebagian’ manfaat dari perubahan. Banyak orang memiliki perasaan ‘kekurangan’ sementara mereka sesungguhnya memiliki potensi yang luar biasa. Karenanya pemimpin kadangkala harus bersedia ‘memenuhi’ rasa kekurangan orang-orang ini. Pada akhirnya mereka akan menyadari bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semua akan ‘kebagian’.
  • Para pemimpin tidak saja belajar bagaimana memperlakukan orang di sekitarnya dengan baik. Namun, mereka lebih tau dan terus berusaha bagaimana memperlakukan diri sendiri dengan ‘tepat’. Mereka tidak menunggu hingga memiliki ‘semua pengalaman’ untuk bertindak. Namun mereka pandai ‘memperluas’ arti pengalaman yg diperolehnya melalui peristiwa dan tindakan-tindakan sederhana.
  • Selalu berusaha memiliki dan mempertahankan ‘Niat baik dan Akal sehat’. Kebiasaan ini akan membuatnya selalu ‘genuine’ dalam mengajak dan menawarkan perubahan kepada orang-orang di sekitarnya. Dan tentu saja, orang-orang akan lebih mudah melihat ‘motif’ yang baik dari ajakannya.
  • Selalu berusaha menggunakan setiap ‘Kesempatan dan Waktu’ sebaik mungkin. Kebiasaan ini akan membuatnya selalu mengerjakan ‘hal-hal penting saat waktunya belum mendesak’. Dan tentu saja, orang-orang akan turut merasa ‘tumbuh’ dan mencapai hal-hal besar tanpa dipenuhi perasaan ‘susah payah dan cemas’.
  • Selalu berusaha mengejar ‘Manfaat’ yang lebih luas atas apa yang dikerjakannya. Kebiasaan ini akan membuatnya selalu ‘berguna’ bagi banyak orang, dia akan selalu memperoleh dukungan ‘kita’ dari orang-orang disekitarnya. Dan tentu saja, orang-orang akan turut menjadi ‘berguna’ bukan sekadar alat dari ‘kebijaksanaan’ pemimpinnya.
       Jika Anda tidak berguna bagi orang lain, dengan sendirinya tidak ada yang bisa Anda wujudkan. Dan tidak mungkin yang Anda kerjakan itu berguna bila tidak ada niat baik dan akal sehat di dalamnya.
        Para pemimpin bukanlah orang yang ‘serba berpengalaman’ melainkan mereka pandai menghargai pengalaman sekecil apapun itu, memberinya arti lebih luas untuk hal-hal yang lebih besar.

 Sekian dulu ya...semoga bermanfaat, ops jangan Lupa tulis komentarnya buat koreksi, sekalian nambah temen, 
Trims (hatta_samisinau)



Leave a Reply.